MANAJEMEN PENDIDIKAN
Oleh : Wilfie, 211200005
Program Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan
Institut Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Pontianak
Program Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan
Institut Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Pontianak
(
P.IPS - PPKN IKIP PGRI ) Pontianak
A. Pengertian Manajemen (POAC)
Manajemen adalah suatu proses pengaturan atau
ketatalaksanaan untuk mencapai suatu tujuan dengan melibatkan orang lain.
Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber – sumber
lainya secara efektif dan efesien untuk mencapai tujuan tertentu. Ada banyak
fungsi manajemen yang diungkapkan oleh para ahli manajemen, seperti : Planning
(Perencanaan), Organizing (Pengorganisasian), Commanding (Pemberian Komando),
Coordinating (Pengkoordinasian), Controlling (Pengawasan) oleh Henry Fayol;
Planning (Perencanaan), Organizing (Pengorganisasian), Staffing (Penyusunan
Pegawai), Directing (Pembinaan Kerja), Coordinating (Pengkoordinasian),
Reporting (Pelaporan), Budgeting (Anggaran) oleh Luther Gullick; Planning
(Perencanaan), Organizing (Pengorganisasian), Staffing (Penyusunan
Pegawai),Directing (Pembinaan Kerja), Controlling (Pengawasan) oleh
Harold Koontz dan Cyril O’Donnel; dan beberapa ahli manajemen lagi. Namun
dalam materi ini akan memuat fungsi manajemen yang lebih sederhana dan bersifat
menyeluruh oleh George R. Terry, yakni POAC (Planning, Organizing, Actuating
& Controlling).
1. PLANNING
Perencanaan merupakan susunan
langkah-langkah secara sistematik dan teratur untuk mencapai tujuan organisasi
atau memecahkan masalah tertentu. Perencanaan juga diartikan sebagai upaya
memanfaatkan sumber-sumber yang tersedia dengan memperhatikan segala
keterbatasan guna mencapai tujuan secara efisien dan efektif. Perencanaan
merupakan langkah awal dalam proses manajemen, karena dengan merencanakan
aktivitas organisasi kedepan, maka segala sumber daya dalam organisasi
difokuskan pada pencapaian tujuan organisasi.
Dalam melaksanakan perencanaan ada
kegiatan yang harus dilakukan, yaitu melakukan prakiraan (rencana) kegiatan
organisasi dan penganggaran (budgeting). Prakiraan berfungsi untuk
menentukan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan kedepan oleh organisasi
sebagai upaya mencapai tujuan organisasi. Dalam melakukan prakiraan, haruslah
selalu memperhatikan tujuan organisasi, sumber daya organisasi dan juga
melakukan suatu analisis organisasi (bisa menggunakan SWOT) untuk mengetahui
potensi internal dan eksternal.
Ada beberapa faktor yang perlu
diperhatikan dalam melakukan perencanaan, yakni harus SMART. SMART yaitu Specific artinya perencanaan harus
jelas maksud maupun ruang lingkupnya. Tidak terlalu melebar dan terlalu
idealis. Measurable artinya
program kerja organisasi atau rencana harus dapat diukur tingkat
keberhasilannya. Achievable artinya
dapat dicapai. Jadi bukan hanya sekedar angan-angan dalam merencanakan dan
tidak dapat dilaksanakan. Realistic artinya
sesuai dengan kemampuan dan sumber daya yang ada. Tidak terlalu mudah dan tidak
terlalu sulit. Time artinya
ada batas waktu yang jelas. Mingguan, bulanan, triwulan, semesteran atau
tahunan. Sehingga mudah dinilai dan dievaluasi.
Langkah-langkah dalam membuat perencanaan :
a)
Analisis situasi & identifikasi
masalah
Melakukan analisa dan identifikasi terhadap situasi
organisasi dengan memperhatikan tujuan organisasi. dalam melakukan analisa
situasi dapat menggunakan teknik analisis SWOT
b)
Menentukan skala prioritas
Setelah dianalisa dan mengidentifikasi masalah, maka perlu
dilakukan penentuan skala prioritas terhadap pelaksanaan kegiatan. Hal ini agar
kebutuhan organisasi yang mendesak didahulukan untuk menjamin keberlangsungan
organisasi
c)
Menentukan tujuan program
Agar pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi akan mengarah
pada pencapaian tujuan organisasi, maka dibutuhkan penentuan tujuan program,
sehingga nantinya pelaksanaan program dapat diukur capaiannya.
d)
Menyusun rencana kerja operasional
(termasuk didalamnya menyusun anggaran)
2. ORGANIZING
Pengorganisasian diartikan sebagai
kegiatan pembagian tugas-tugas pada orang yang terlibat dalam aktivitas
organisasi, sesuai dengan kompetensi SDM yang dimiliki. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa kegiatan ini merupakan keseluruhan proses memilih orang-orang
serta mengalokasikannya sarana dan prasarana untuk menunjang tugas orang-orang
itu dalam organisasi, serta mengatur mekanisme kerjanya sehingga dapat menjamin
pencapaian tujuan program dan tujuan organisasi. Menurut George R. Terry, tugas pengorganisasian adalah mengharmonisasikan kelompok
orang yang berbeda, mempertemukan macam-macam kepentingan dan memanfaatkan seluruh kemampuan
kesuatu arah tertentu.
Dalam pengorganisasian kegiatan yang
dilakukan yakni staffing (penempatan staf) dan pemaduan segala sumber
daya organisasi. Staffing sangat penting dalam pengorganisasian. Dengan
penempatan orang yang tepat pada tempat yang tepat dalam organisasi, maka
kelangsungan aktivitas organisasi tersebut akan terjamin. Fungsi pemimpin
disini adalah mampu menempatkan the right man in the right place.
Pemimpin harus mampu melihat potensi-potensi SDM yang berkualitas dan
bertanggung jawab untuk melaksanakan aktivitas roda organisasi. Setelah
menempatkan orang yang tepat untuk tugas tertentu, maka perlu juga
mengkoordinasikan dan memadukan seluruh potensi SDM tersebut agar bekerja
secara sinergis untuk mencapai tujuan organisasi.
Langkah-langkah Pengorganisasian :
a)
Tujuan organisasi harus dipahami
oleh staf. (Menjelaskan keseluruh staff tentang tujuan organisasi yang harus
dicapai)
b)
Mendistribusi pekerjaan ke staff
secara jelas. (Mendudukan orang-orang yang berkompetensi pada posisi tepat. Dan
jangan sampai ada posisi strategis yang kosong, karena akan berpengaruh pada
keseluruan pencapaian organisasi)
c)
Menentukan prosedural staf.
(Menentukan cara kerja dan evaluasi para staff, serta punishment dan reward
yang diterima. Selain itu juga menjelaskan tentang garis koordinasi dan
sinergitas dalam organisasi, sehingga seluruh posisi dipadukan untuk menuju
tujuan organisasi)
d)
Mendelegasikan wewenang. (Berani
untuk mendelegasikan wewenang sesuai dengan tugas dan fungsi tiap-tiap staff)
3. ACTUITNG
Perencanaan dan pengorganisasian
yang baik kurang berarti bila tidak diikuti dengan pelaksanaan kerja organisasi
yang bertanggung jawab. Untuk itu maka semua Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada
harus dioptimalkan untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi.
Pelaksanaan kerja harus sejalan dengan rencana kerja yang telah disusun. Setiap
pelaku organisasi harus bekerja sesuai dengan tugas, fungsi dan peran, keahlian
dan kompetensi masing-masing SDM untuk mencapai visi, misi dan program kerja
organisasi yang telah ditetapkan. Inti dari Actuating adalah
menggerakkan semua anggota kelompok untuk bekerja agar mencapai tujuan
organisasi.
Actuating (penggerakan) meliputi kepemimpinan dan koordinasi.
Kepemimpinan yakni gaya memimpin dari sang pemimpin dalam mengoptimalkan
seluruh potensi dan sumber daya organisasi agar mengarah pada pencapaian tujuan
program dan organisasi. Sedangkan koordinasi yakni suatu aktivitas membawa
orang-orang yang terlibat organisasi ke dalam suasana kerjasama yang harmonis.
Dengan adanya pengoordinasian dapat dihindari kemungkinan terjadinya persaingan
yang tidak sehat dan kesimpangsiuran di dalam bertindak antara orang-orang yang
terlibat dalam mencapai tujuan. Koordinasi ini mengajak semua sumber daya
manusia yang tersedia untuk bekerjasama menuju ke satu arah yang telah
ditentukan.
Tujuan Actuating (Penggerakan)
adalah :
a)
Menciptakan kerjasama yang lebih
efisien
b)
Mengembangkan kemampuan & keterampilan
staf
c)
Menumbuhkan rasa memiliki &
menyukai pekerjaan
d)
Mengusahakan suasana lingkungan
kerja yang meningkatkan motivasi & prestasi kerja staf
e)
Membuat organisasi berkembang secara
dinamis
4.
CONTROLLING (PENGENDALIAN/ PENGAWASAN)
Controlling bukanlah hanya sekedar mengendalikan pelaksanaan program
dan aktivitas organisasi, namun juga mengawasi sehingga bila perlu dapat
mengadakan koreksi. Dengan demikian apa yang dilakukan staff dapat diarahkan
kejalan yang tepat dengan maksud pencapaian tujuan yang telah direncanakan.
Inti dari controlling adalah proses memastikan pelaksanaan agar sesuai
dengan rencana.
Proses pengawasan sebagai bagian
dari pengendalian akan mencatat perkembangan organisasi kearah tujuan yang
diharapkan dan memungkinkan pemimpin mendeteksi penyimpangan dari perencanaan
tepat pada waktunya untuk mengambil tindakan korektif sebelum terlambat.
Melalui pengawasan yang efektif, terhadap aktivitas organisasi, maka upaya
pengendalian mutu dapat dilaksanakan dengan lebih baik.
Manfaat pengawasan :
·
Dapat mengetahui sejauh mana program
telah dilaksanakan
·
Dapat mengetahui adanya penyimpangan
·
Dapat mengetahui apakah waktu &
sumber daya mencukup
·
Dapat mengetahui sebab-sebab
terjadinya penyimpangan
·
Dapat mengetahu staff yang perlu
diberikan penghargaan/promosi
Proses controlling meliputi :
a)
Menentukan
standar yang akan digunakan sebagai dasar pengendalian,
b)
Mengukur
pelaksanaan atau hasil yang sudah dicapai
dengan melaksanakan evaluasi terhadap kinerja serta kompetensi SDM yang
dimiliki,
c)
Membandingkan
pelaksanaan atau hasil dengan standar.
Kembali membandingkan hasil
pelaksanaan kegiatan dengan tujuan awal (rencana) kegiatan tersebut
dilaksanakan, dan mengukur capaian keberhasilannya,
d)
Melakukan
tindakan perbaikan.
Jika ada kesalahan atau penyimpangan,
segera melakukan perbaikan,
e)
Meninjau dan
menganalisis ulang rencana.
Kembali membuat rencana baru jika
terjadi penyimpangan. Namun jika hasilnya sesuai dengan tujuan program, maka
perlu dibuatkan rencana lanjutan untuk melanjutkan program yang berhasil
tersebut, sehingga tujuan organisasi semakin dekat untuk dicapai.
Controlling akan mengarahkan seluruh potensi organisasi yang terlibat
agar tidak melakukan penyimpangan dalam pencapaian tujuan. Untuk itu controlling
haruslah dilakukan secara bertanggung jawab dan dengan standar organisasi,
sehingga pelaku-pelaku organisasi tetap bekerja secara maksimal dan fokus pada
pencapaian tujuan organisasi.
B.
ADMINISTRASI, ORGANISASI, KEPEMIMPINAN, DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
1. Administrasi
Secara
etimologis istilah administrasi berasal dari bahasa Inggris dari kata administration
yang berbentuk infinitifnya adalah to administer. Dengan demikian,
secara etimologis admnistrasi dapat diartikan sebagai kegiatan memberi bantuan
dalam mengelola informasi, mengelola manusia, mengelola harta benda kearah
suatu tujuan yang terhimpun dalam organisasi. Administrasi dalam arti sempit
merupakan penyusunan dan pencatatan data dan informasi secara sitematis dengan
maksud untuk menyediakan keterangan serta memudahkan memperolehnya kembali
secara keseluruhan dan dalam hubungannya satu sama lain.
Dengan
demikian, administrasi dalam artian luas dapat kita tinjau dari tiga sudut
pandang pengertian, yaitu:
- Administrasi sebagai proses. Ditinjau dari sudut proses, administrasi merupakan keseluruhan proses yang dimulai dari proses pemikiran, perencanaan, pengaturan, penggerakan/bimbingan, pengawasan sampai proses pencapaian tujuan.
- Admnistrasi sebagai fungsi. Ditinjau dari sudut fungsi atau tugas, admnistrasi bererti keseluruhan tindakan (aktivitas) yang mau tidak mau harus dilakukan dengan sadar oleh seseorang atau kelompok organisasi orang berkedudukan sebagai administrator atau orang yang berkedudukan sebagai manajemen puncak suatu organisasi.
- Administrasi sebagai kepranataan. Administrasi dapat dilihat dan diartikan sebagai suatu lembaga, misalnya PN Pembangunan Perumahan (sekarang PT Pembangunan Perumahan). Ini dilihat dari aktivitas-aktivitas orang-orang di dalamnya dalam perusahaan tersebut.
2. Organisasi
Istilah organisasi mempunyai dua pengertian umum. Pertama organisasi
diartikan sebagai suatu lembaga atau kelompok fungsional, misalnya, sebuah
perusahaan, sebuah sekolah, sebuah perkumpulan dan badan pemerintahan. Kedua, merujuk kepada
proses pengorganisasian yaitu bagaimana pekerjaan diatur dan dialokasikan di
antara para anggota, sehingga tujuan organisasi itu dapat tercapai secara
efektif. Sedangkan organisasi itu sendiri diartikan sebagai kumpulan orang
dengan sistem kerja sama untuk mencapai tujuan bersama.
Hicks & Gullen (1981:321) mengatakan bahwa organisasi
adalah kegiatan membagi-bagi tugas, tanggung jawab dan wewenang di antara
sekelompok orang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan menurut
Pierce I dan Robinson (1989:296) organisasi adalah proses membentuk
hubungan-hubungan yang esensial di antara orang-orang, tugas-tugas dan
aktivitas-aktivitas dengan cara mengintegrasikan dan mengkoordinasikan semua
sumber organisasi kearah pencapaian suatu tujuan secara efektif dan efisien.
3. Kepemimpinan
Istilah kepemimpinan pendidikan mengandung dua
pengertian, dimana kata pendidikan menerangkan di lapangan apa dan di mana
kepemimpinan itu berlangsung, dan sekalaigus menjelaskan pula sifat dan
ciri-ciri kepemimpinan, yaitu bersifat mendidik dan membimbing.
Kepemimpinan dalam lembaga pendidikan sangat berperan
penting dalam mengembangkan seluruh sumber daya yang ada termasuk sumber daya
manusia (SDM), oleh karena itu, para pakar pendidikan mencoba mengartikan
kepemimpinan pendidikan, yaitu:
a)
Nawawi (1994:82), mengatakan bahwa
kepemimpinan pendidikan adalah proses menggerakkan, mempengaruhi, memberikan
motivasi, dan mengarahkan orang-orang di dalam organisasi atau lembaga
pendidikan tertentu untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya.
Untuk mewujudkan tugas terebut, setiap pimpinan pendidikan harus mampu bekerja
sama dengan orang-orang yang dipimpinnya untuk memberikan motivasi agar
melakukan pekerjaannya secara ikhlas. Dengan demikian, seorang pemimpin
pendidikan harus memiliki jiwa kepemimpinan dalam mengembangkan sumber daya
manusia lembaga pendidikan.
4.
pengambilan keputusan
Yang dimaksud dengan keputusan (decision) adalah berarti
pilihan (choice), yaitu pilihan dari dua atau lebih kemungkinan. Walaupun
keputusan biasa dikatakan sama dengan pilihan, ada perbedaan penting diantara
keduanya. Mc Kenzei melihat bahwa keputusan adalah pilihan nyata karena pilihan
diartikan sebagai pilihan tentang tujuan termasuk pilihan tentang cara untuk
mencapai tujuan itu, apakah pada tingkat perorangan atau kolektif. Mc Grew dan
Wilson lebih melihat pada kaitannya dengan proses, yaitu bahwa suatu keputusan
ialah akhir dari suatu proses yang lebih dinamis, yang diberi label pengambilan
keputusan. Dipandang sebagai proses karena terdiri atas satu seri aktifitas
yang berkaitan dan tidak hanya dianggap sebagai tindakan bijaksana.
Morgan dan Cerullo mendefinisikan keputusan sebagai
sebuah kesimpulan yang dicapai sesudah dilakukan pertimbangan, yang terjadi
setelah satu kemungkinan dipilih sementara yang lain dikesampingkan.
C. MANAJEMEN SEKOLAH
1. HUMAS
Hubungan
masyarakat dalam hal ini adalah hubungan masyarakat dengan sekolah yang
diupayakan untuk menumbuh kembangkan pemahaman masyarakat akan kebutuhan
pendidikan sehingga terbangun minat dan kooperasi dalam peningkatan mutu
sekolah. Leslie (dalam Mulyasa, 2005:172) mendifinisikan hubungan sekolah
dengan masyarakat sebagai berikut: “School public relation is a process of
communication between the school and community for purpose for increasing citizen
understanding of educational needs and practices and encouraging intelligent
citizen interest and co-operation in the work of improving the school”. Membaca
dan memahami difinisi hubungan masyarakat yang diberikan oleh Leslie di atas,
Indrafachrudi mengambil pokok-pokok pengertian berikut:
a.
Hubungan
sekolah dengan masyarakat merupakan proses komunikasi antara sekolah dengan
masyarakat.
b.
Bermaksud
untuk meningkatkan pengertian warga masyarakat.
c.
Pengertian
tentang kebutuhan dan pelaksanaan pendidikan.
d.
mendorong
minat warga masyarakat secara tepat.
e.
Mendorng
mereka bekerja sama untuk memajukan sekolah.
2. KESISWAAN
Manajemen kesiswaan terdiri dari dua
kata yaitu manajemen dan kesiswaan. Asal usul istilah manajemen berasal dari
kata manus (bahasa Latin) yang berarti tangan, sedangkan dalam bahasa
Perancis berasal dari kata maneggeo, berarti pengurusan. Di Indonesia,
manajemen acap kali diterjemahkan dengan kepemimpinan, ketatalaksanaan, dan
pengurusan. Manajemen, menurut Depdikbud adalah suatu proses untuk memberikan
pengawasan pada semua hal yang terlibat dalam pelaksanaan kebijaksanaan dan
pencapaian tujuan tertentu. Sementara itu yang
dimaksud dengan kesiswaan ialah segala sesuatu yang menyangkut dengan peserta
didik atau yang lebih populer dengan istilah siswa.
Dengan demikian
manjemen kesiswaan memiliki pengertian suatu proses pengurusan segala hal yang
berkaitan dengan siswa di suatu sekolah mulai dari perencanaan, penerimaan
siswa, pembinaan yang dilakukan selama siswa berada di sekolah, sampai dengan
siswa menyelesaikan pendidikannya di sekolah melalui penciptaan suasana
pembelajaran yang kondusif dan konstruktif terhadap berlangsungnya proses
belajar mengajar atau pembelajaran yang efektif. Dengan kata lain manajemen
kesiswaan merupakan keseluruhan proses penyelenggaraan usaha kerjasama dalam
bidang kesiswaan dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran di sekolah.
3. KURIKULUM
Manajemen Kurikulum adalah sebagai suatu
sistem pengelolaan kurikulum yang kooperatif, komprehensif, sistemik, dan
sistematik dalam rangka mewujudkan ketercapaian tujuan kurikulum. Menurut Ibrahim Bafadhal, Manajemen Kurikulum pada tingkat
kanak-kanak merupakan pengaturan semua kegiatan belajar baik di dalam kelas
maupun di luar kelas yang pelaksanaannya sudah terorganisasi, dan terstruktur.
Hal ini bertujuan agar seluruh kegiatan pengajaran berjalan dengan efektif dan
efisien.
Manajemen Kurikulum adalah segenap proses usaha bersama
untuk memperlancar pencapaian tujuan pembelajaran dengan dititik beratkan pada
usaha, meningkatkan kualitas interaksi belajar mengajar. Manajemen Kurikulum
adalah proses kerjasama dalam pengolahan kurikulum agar berguna bagi lembaga
untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
4. KEPEGAWAIAN
Manajemen Kepegawaian memegang peranan yang sangat penting dalam kegiatan untuk
mencapai tujuan yang ditetapkan. Dalam hal ini kegiatan Manajemen
Kepegawaian meliputi perencaan, pengelolaan dan
pengawasan Pegawai Negeri Sipil, sehingga mereka dapat menjalankan tugasnya
secara efektif dan efisien.
Manajemen kepegawaian lazim disebut personel management atau tata personalia
atau pembinaan, sebab walaupun istilah-istilah tersebut nampaknya berbeda namun
pengertiannya sama. M. Manullang mendefinisikan mengenai pengertian manajemen
kepegawaian dalam bukunya yang berjudul “Dasar-Dasar Manajemen”, bahwa manajemen
kepegawaian (personnel management) adalah seni dan ilmu perencanaan,
pelaksanaan dan pengontrolan tenaga kerja untuk tercapainya tujuan yang telah
ditentukan terlebih dahulu dengan adanya kepuasan hati pada diri para pegawai”.
(Manullang, 2008:11).
5. KEUANGAN
Fungsi dan tugas manajemen keuangan adalah salah satu kepentingan di
dalam manajemen yang merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan pemanfaatan
sumber daya keuangan dalam kegiatan entitas secara efisien dan efektif, dalam
kerjasama secara terpadu dengan fungsi-fungsi lainnya seperti riset dan
penelitian, produksi, pemasaran dan sumberdaya manusia.
6. SARANA DAN PRASARANA
manajemen
sarana dan prasarana adalah segenap proses penataan yang bersangkutan dengan
pengadaan, pendayagunaan dan pengelolaan sarana pendidikan agar tercapai tujuan
yang telah ditetapkan secar efektif. Secara umum, tujuan manajemen sarana dan
prasarana pendidikan adalah memberikan pelayanan secara professional di bidang
sarana dan prasarana pendidikan dalam rangka terselenggaranya proses pendidikan
secara efektif dan efisien (Bafadol 2003)
7. TATA USAHA
Tata usaha sekolah mempunyai tugas
pokok merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas
ketatausahaan sekolah (sesuai ayat 1 pasal ini) Untuk meyelenggarakan tugas
pokok tersebut, tata usaha sekolah mempuyai fungsi :
a.
Perencanaan operasional kegiatan
ketatausahaan sekolah.
b.
Pelaksanaan administrasi
ketatausahaan yang meliputi administrasi umum, kepegawaian dan keuangan
sekolah.
c.
Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan tugas Melaksanakan koordinasi ketatausahaan